Rabu, 22 Agustus 2018

Cerdas Memilih Caleg

Related image

jasa buat website caleg - BURSA pendaftaran calon legislatif dari se­tiap parpol telah di buka. Sa­atnya parpol juga repot mencari so­sok caleg yang cocok serta bisa men­du­lang kepopuleran partai. Kejelian dalam me­milih caleg juga dibutuhkan supaya penduduk tinggal me­milih caleg yang bersih dari tindak pi­dana serta memiliki integritas juga.

Harapannya caleg yang mendaftarkan se­suai dengan ketentuan Komisi Pemilih­an Umum (KPU) Nomer 20 tahun 2018. Bila tidak cocok dengan ketentuan KPU ter­sebut begitu wajar caleg itu tidak diterima. Akan tetapi, ketentuan KPU itu tidak akan mulus berjalan serta diaplikasikan dengan baik, jika parpol juga tidak sepaham dengan PKPU itu. Bisa saja, parpol tetap akan menca­lon­kan caleg sisa narapidana yang dimak­sud karena tidak ada kesepakatan barusan. Hal tersebut begitu merugikan kita ten­tunya bersama KPU. Arah dari per­atu­ran itu juga tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Penyalonan artis

Penyalonan artis menjadi caleg oleh parpol makin santer dikerjakan. Artis dipandang mempunyai popularitas yang baik di mata penduduk, hingga da­pat mendulang elekta­bilitas partai. Seb­agaimana Sekretaris Jenderal PAN (Par­tai Amanat Nasional), Eddy Soe­parno menyampaikan PAN menjadi­kan artis menjadi caleg karena artis miliki modal popu­laritas. Modal itu dapat turut me­nyum­bang kepopuleran partai pada Pe­milu 2019. Kami juga lihat mereka me­miliki bakat dan minat di politik (Kom­pas, 12/7/2018).

Ialah suatu yang baik saat artis ikut juga memeriahkan kontestasi politik penentuan caleg tahun 2019. Tentu saja dengan penyalonan artis menjadi caleg mematuhi PKPU itu. Menjadi, hal tersebut lebih baik serta tidak menodai per­atu­ran yang sudah dibikin oleh KPU. Akan tetapi de­mikian, masih jujur dan berkarakter kuat mereka juga wa­jib digali, apa memang dapat untuk men­ja­di caleg serta menggerakkan amanah rakyat ataukah tidak? Diha­rapkan artis juga yang turut dalam penyalonan caleg bercita-cita wujudkan kesejah­te­raan rakyat.

Jika sekedar hanya duduk manis di kantor, terima upah serta angkat-angkat kaki saja tentu saja diinginkan tidak men­jadi caleg. Hal tersebut karena memang ja­ba­tan menjadi caleg ialah begitu mulia karena memang menjadi penyalur aspi­rasi rakyat pada pemerintah serta men­ja­lankan pekerjaan serta programnya.

Jadi caleg diinginkan bukan ha­nya untuk memperoleh hak keuangan saja atau upah, ditambah lagi untuk meng­un­tung­kan diri pribadi atau korupsi. Men­jadi caleg ialah jadi wakil rak­yat yang bekerja juga melayani rakyat serta menjawab masukan mereka pada pemerintah. Tidak ada yang melarang artis untuk turut jadi caleg, karena siapapun memiliki hak karena itu, kecuali yang tertera dalam PKPU.

Ikut sertanya artis dalam penyalonan se­bagai caleg ialah bentuk demokrasi yang memang sungguh dijunjung ting­gi di negeri ini. Siapapun memiliki hak turut mem­bangun negara dan bangsa tanpa larangan. Dengan demikian, Indonesia tetap akan diketahui menjadi negara yang ber­demokrasi.

Janganlah dilupakan juga, demokrasi yang disebut ialah dari rakyat, oleh rak­yat serta untuk rakyat. Menjadi, masih pekerjaan dari ca­leg saat dipilih kelak ialah un­tuk ke­makmuran rak­yat. Jadi pe­mim­pin itu ialah untuk rakyat bukan un­tuk pribadi. Kebutuhan rakyat ada­lah semuanya dibanding ke­pentingan pribadi.

Artis juga yang turut dalam penyalonan caleg tahu pekerjaan mereka saat dipilih bukan lagi menjadi entertainer atau menghibur, tapi melayani rakyat dengan kerja riil untuk kemakmuran rak­yat itu. Janganlah cuma meng­andal­kan popularitas saja, akan tetapi tidak dapat untuk bicara serta merubah ke­hidupan rakyat lebih baik. Harus di­tanamkan mulai saat ini jika men­jadi caleg ialah penyalur masukan rakyat serta bekerja untuk rakyat.

Cerdas

Kalimat cerdas pilih caleg bukan ha­nya diperuntukkan kepa­da penduduk saja, tapi diperuntukkan pada parpol menjadi pengusung juga. Taktik yang digunakan untuk me­naikkan kepopuleran dengan jadikan artis menjadi caleg di­harap tidak jadi bumerang buat par­tai politik dan rakyat. Janganlah juga jadi menodai marwah dari wakil rakyat itu juga.

Tujuannya, parpol juga mesti cerdas pilih artis menjadi caleg. Di­lihat juga visi serta misinya dan ke­se­riu­sannya turut dalam politik. Janganlah sam­pai saat duduk di parlemen mem­buat­nya terlilit tindak pidana terpenting ko­rupsi. Hal tersebut yang begitu dikuatirkan jika parpol tidak cermat dalam me­milih calegnya.

Penduduk juga diinginkan juga cer­das nanti lihat pilihannya. Janganlah sam­pai salah pilih sebelum nanti me­nyesal. Jeli serta cerdas juga pilih wa­kil rakyat supaya bangsa tidak selalu me­nerus terlilit dalam keinginan palsu se­buah perwujudan kesejahteraan rakyat yang tetap keluar dari bibir beberapa pelaku ca­leg ataupun kepala daerah serta sebagai­nya.

Semestinya, tiap-tiap caleg yang diambil me­wakili parpol saat duduk di par­lemen mengingat apakah yang disebutkan Presiden pertama Soekarno, "Jangan sampai kita lupakan untuk tu­juan kita, jika beberapa pemimpin datang dari rakyat serta bu­kan ada atas rakyat". Hal tersebut meng­ingat­kan jika rakyat ialah yang utama diperhati­kan saat jadi seseorang pemimpin. Per­ha­tian pada rakyat mesti teratur de­ngan suatu per­wu­judan kemauan me­reka dengan riil. Tidak ada arti ingkar janji. Saat me­mimpin, janji mesti dite­pati. Oleh karenanya, begitu wajar parpol cerdas dalam pilih calegnya supaya masyara­kat tidak selalu rasakan sandiwara saja, te­tapi rasakan suatu fakta hi­dup lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact us

Nama

Email *

Pesan *